sumber foto : himabat.fkt.ugm.ac.id Wana Tani atau lebih dikenal dengan Agroforestry adalah sistem penggunaan lahan terpadu, yang memiliki ...
![]() |
sumber foto : himabat.fkt.ugm.ac.id |
Wana Tani atau lebih dikenal dengan Agroforestry adalah sistem penggunaan lahan terpadu, yang memiliki aspek sosial dan ekologi, dilaksanakan melalui pengkombinasian pepohonan dengan tanaman pertanian dan/atau ternak (hewan), baik secara bersama-sama atau bergiliran, sehingga dari satu unit lahan tercapai hasil total nabati atau hewan yang optimal dalam arti berkesinambungan, dengan tidak mengesampingkan aspek konservasi lahan serta budidaya praktis masyarakat lokal.
Agroforestry merupakan suatu istilah baru dari praktek-praktek pemanfaatan lahan tradisional yang memiliki unsur-unsur :
- Penggunaan lahan atau sistem penggunaan lahan oleh manusia
- Penerapan teknologi
- Komponen tanaman semusim, tanaman tahunan dan/atau ternak atau hewan
- Waktu bisa bersamaan atau bergiliran dalam suatu periode tertentu
- Ada interaksi ekologi, sosial, ekonomi
Ciri-ciri system Agroforestry antara lain :
Agroforestry biasanya tersusun dari dua jenis tanaman atau lebih (tanaman dan/atau hewan). Paling tidak satu di antaranya tumbuhan berkayu
Siklus sistem Agroforestry selalu lebih dari satu tahun
- Ada interaksi (ekonomi dan ekologi) antara tanaman berkayu dengan tanaman tidak berkayu
- Selalu memiliki dua macam produk atau lebih (multi product), misalnya pakan ternak, kayu bakar, buah-buahan, obat-obatan
- Minimal mempunyai satu fungsi pelayanan jasa (service function), misalnya pelindung angin, penaung, penyubur tanah, peneduh sehingga dijadikan pusat berkumpulnya keluarga/masyarakat
- Untuk sistem pertanian masukan rendah di daerah tropis, Agroforestry tergantung pada penggunaan dan manipulasi biomasa tanaman terutama dengan mengoptimalkan penggunaan sisa panen
- Sistem Agroforestry yang paling sederhanapun secara biologis (struktur dan fungsi) maupun ekonomis jauh lebih kompleks dibandingkan system budidaya monokultur
Pada dasarnya agroforestry terdiri dari tiga komponen pokok yaitu kehutanan, pertanian dan peternakan, di mana masing-masing komponen sebenarnya dapat berdiri sendiri-sendiri sebagai satu bentuk sistem penggunaan lahan. Hanya saja sistem-sistem tersebut umumnya ditujukan pada produksi satu komoditi khas atau kelompok produk yang serupa.
Penggabungan tiga komponen tersebut menghasilkan beberapa kemungkinan bentuk kombinasi sebagai berikut :
- Agrisilvikultur, yaitu Kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan (pepohonan, perdu, palem, bambu, dll.) dengan komponen pertanian
- Silvopastura, yaitu Kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan dengan peternakan
- Agrosilvopastura, yaitu Kombinasi antara komponen atau kegiatan pertanian dengan kehutanan dan peternakan/hewan
- Silvofishery, yaitu kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan dengan perikanan
- Apiculture, yaitu budidaya lebah atau serangga yang dilakukan dalam kegiatan atau komponen kehutanan.
Sebagaimana pemanfaatan lahan lainnya, agroforestry dikembangkan untuk memberi manfaat kepada manusia atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Agrofo- restry diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah pengembangan pedesaan dan seringkali sifatnya mendesak.
Agroforestry utamanya diharapkan dapat membantu mengoptimalkan hasil suatu bentuk penggunaan lahan secara berkelanjutan guna menjamin dan memperbaiki kebutuhan hidup masyarakat.
Sistem berkelanjutan ini dicirikan antara lain oleh tidak adanya penurunan produksi tanaman dari waktu ke waktu dan tidak adanya pencemaran lingkungan.
Kondisi tersebut merupakan refleksi dari adanya konservasi sumber daya alam yang optimal oleh sistem penggunaan lahan yang diadopsi. Dalam mewujudkan sasaran ini, agroforestry diharapkan lebih banyak memanfaatkan tenaga ataupun sumber daya sendiri (internal) dibandingkan sumber-sumber dari luar.
Di samping itu agroforestry diharapkan dapat meningkatkan daya dukung ekologi manusia, khususnya di daerah pedesaan .
Menurut De Foresta dan Michon (1997), agroforestry dapat dikelompokkan menjadi dua sistem, yaitu :
Sistem agroforestry sederhana
Sistem agroforestry sederhana adalah suatu sistem pertanian yang merupakan perpaduan satu jenis tanaman tahunan (pepohonan) yang ditanam secara tumpang sari dengan satu atau lebih jenis tanaman semusim
Sistem agroforestry kompleks
Suatu sistem pertanian menetap yang melibatkan banyak jenis tanaman pohon (berbasis pohon) baik sengaja ditanam maupun yang tumbuh secara alami pada sebidang lahan dan dikelola petani mengikuti pola tanam dan ekosistem menyerupai hutan.
Di dalam sistem ini, selain terdapat beraneka jenis pohon, juga tanaman perdu, tanaman memanjat (liana), tanaman musiman dan rerumputan dalam jumlah besar
![]() |
foto : biomassconnect.org/ |
Strategi dalam menerapkan Agroforestry:
- Memilih pohon yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat yang cocok ditanam dan dapat tumbuh dengan subur)
- Memilih jenis pohon yang mempunyai perakaran dalam agar menyerap zat-zat tumbuh dari lapisan tanah di bawah, sedangkan tanaman pangan mendapat zat-zat tumbuh dari lapisan tanah permukaan
- Membuat jarak tanam yang sesuai dengan jenis tanaman yang ditanam
Tujuan akhir program agroforestry adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat petani, terutama yang di sekitar hutan, yaitu dengan memprioritaskan partisipasi aktif masyarakat dalam memperbaiki keadaan lingkungan yang rusak dan berlanjut dengan memeliharanya.
Program-program agroforestry diarahkan pada peningkatan dan pelestarian produktivitas sumberdaya, yang akhirnya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat (*)